PEMBELAJARAN MENULIS BAGI SISWA BERKESULITAN BELAJAR
A. PENDAHULUAN
Menulis merupakan keterampilan
yang sangat kompleks jika dibandingkan dengan penguasaan
keterampilan-keterampilan lain dalam belajar. Proses belajar menulis pada
hakekatnya merupakan suatu proses neurofisiologis dimana akan terjadi
peningkatan aktivitas sistem syaraf ketika suatu proses menulis sedang
berlangsung.
Pembelajaran menulis yang
dikenal selama ini mencakup menulis dengan tangan, mengeja, dan menulis
ekspresif. Menulis dengan tangan disebut juga menulis permulaan dan terkait
erat dengan membaca, sedangkan menulis ekspresif disebut juga mengarang atau
komposisi.
Kesulitan menulis pada anak
berkesulitan belajar erat kaitannya dengan faktor-faktor yang
melatarbelakanginya seperti adanya gangguan konsentrasi, gangguan motorik,
gangguan persepsi, dan sebagainya. Oleh karena itu pembelajaran menulis pada
anak kesulitan belajar ditujukan tidak hanya mengembangkan kemampuan menulis
tetapi juga menghilangkan kesulitan-kesulitan yang melatarbelakanginya. Guru
harus melakukan pembelajaran yang terencana dan teratur dimulai dengan
pengumpulan data awal melalui asesmen, penyusunan program, pelaksanaan dan
evaluasi yang senantiasa dilakukan secara terus menerus dan terukur.
Pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan anak, menuntut pemahaman guru dan kerja sama yang harmonis dengan
orang tua. Dengan demikian kemajuan belajar anak berkesulitan belajar akan
berkembang secara optimal.
B. HAMBATAN KETERAMPILAN MENULIS
Hambatan-hambatan menulis yang muncul pada anak berkesulitan
belajar terjadi pada keterampilan menulis dengan tangan, mengeja, dan menulis
ekspresif. Pada kesempatan ini akan dibahas kesulitan belajar menulis yang
meliputi:
1. Kesulitan menulis dengan tangan (Handwriting)
Jenis kesulitan menulis yang dialami anak antara lain:
·
Terlalu lambat dalam menulis
·
Salah arah pada penulisan huruf dan angka,
contohnya: menulis huruf “n” dimulai dari ujung bawah kaki kanan huruf
·
Tulisan terlalu miring
·
Jarak antar huruf tidak konsisten
·
Tidak tepat dalam mengikuti garis horizontal
·
Tekanan pensil terlalu kuat atau terlalu lemah
·
Ukuran tulisan terlalu besar atau terlalu kecil
·
Gerakan menulis kaku, kadang tersendat
·
Bentuk huruf yang ditulis terbalik
2. Kesulitan mengeja
Jenis kesulitan menulis yang dialami anak antara lain:
·
Kesulitan mengenal huruf atau abjad
·
Kesulitan mengenal kata
·
Kesulitan mengucapkan kata yang diketahuinya
·
Kesulitan membedakan bunyi pada kata-kata
·
Kesulitan mengasosiasikan bunyi dengan huruf
·
Kesulitan mengeja kata
·
Kesulitan menemukan aturan ejaan kata
·
Kesulitan menuliskan kata dengan ejaan yang
benar
·
Menambah atau menghilangkam huruf pada kata
C. ASESMEN
1. Kesulitan Menulis dengan Tangan
a. Mengamati proses menulis, cara yang dilakukan:
·
Bagaimana cara anak memegang alat tulis
·
Bagaimana posisi duduk anak
·
Bagaimana posisi buku atau kertas
·
Bagaimana jarak mata dengan kertas atau buku
·
Apakah anak tampak tegang, frustasi, atau
emosional pada saat menulis
·
apakah anak menunjukkan sifat bosan, mudah
terganggu waktu menulis
·
apakah anak gelisah, perhatiannya mudah
teralihkan
b. Menganalisis contoh tulisan
·
bagaimana bentuk kata
·
bagaimana ukuran, letak, dan proporsi huruf
·
bagaimana jarak huruf dalam kata
·
bagaimana tebal tipisnya huruf
·
bagaimana tegak/miring
·
bagaimana kebersihan dan kerapihan tulisan
2. Kesulitan Mengeja
a. Observasi
Yang diobservasi meliputi:
·
Sikap anak, seperti keengganan bertanya
·
Kebiasaan kurang teliti dalam ejaan
·
Hasil tulisan
·
Tentang penguasaan kosakata
·
Respon lisan anak
b. Dikte
·
Kemampuan anak dalam menangkan kata yang
diucapkan guru
·
Penguasaan anak terhadap unsur-unsur kata,
seperti: bunyi /k/ pada akhir kata (naik, tarik)
·
Akhiran kan sesudah huruf /k/ menunjukkan,
menaikkan, dan sebagainya
·
Selanjutnya bahan dikte dapat dikembangkan
sendiri oleh guru
·
Kemampuan mengeja dapat dianalisis, meliputi:
Penambahan huruf, penghilangan huruf, susunan huruf terbalik, salah
interpretasi kata.
c. Tes Modalitas
Terdapat 5 teknik kombinasi mobilitas input (sensori) dan
output (memori), yaitu:
·
Guru mengucapkan kata, kemudian anak mengucapkan
ejaannya (auditori-vokal)
·
Guru mengucapkan kata, anak menuliskan ejaannya
pada kertas (auditori-motorik)
·
Guru secara sepintas menunjukkan kata pada kartu
kata, anak mengucapkan ejaannya (visual-vokal)
·
Guru secara sepintas menunjukkan kata, anak
menuliskan ejaannya pada kertas (visual-motorik)
·
Guru menunjukkan kata secara sepintas kemudian
sambil mengucapkannya, anak mengucapkan ejaan kemudian menuliskannya
(kombinasi)
·
Cara ini dapat menggambarkan kombinasi mobilitas
mana yang dapat menghasilkan penguasaan anak paling tinggi
D. PEMBELAJARAN
Pembelajaran menulis tangan (handwriting)
1. Kesiapan Menulis
o
Keterampilan motorik, koordinasi mata tangan
o
Diskriminasi visual
o
Keterampilan dasar ini dapat dikembangkan
melalui manipulasi kegiatan, misalnya: Menggunting, menggambar dengan ujung
jari tangan, mencari perbedaan dan persamaan bentuk, warna , posisi dan
sebagainya. Selanjutnya dapat dikembangkan melalui latihan-latihan seperti
berikut:
o
Gerakan tangan ke berbagai arah atas, bawah,
kiri, kanan, depan, belakang
o
Menelusuri bentuk-bentuk geometri dan garis
putus-putus
o
Menghubungkan titik-titik
o
Membuat garis horizontal dari kiri ke kanan
o
Membuat garis lingkaran ke luar dan ke dalam
2. Menulis Huruf Balok
a. Multi sensori
Melalui pendekatan ini anak melihat cara menulis, mendengar
penjelasan cara menulis, dan menelusuri huruf.. Langkah-langkahnya:
·
Guru menunjukkan huruf
·
Guru menyebutkan nama huruf, menjelaskan cara
menulisnya
·
Anak menelusuri huruf sambil menyebutkannya
·
Anak menelusuri huruf dengan pensil
·
Anak menyalin huruf pada kertas.
a. Model berangsur
Guru menunjukkan huruf dengan tulisan tebal, anak
menelusurinya dengan jari. Secara berangsur ,ketebalan huruf dikurangi, anak
menelusuri lagi, kemudian menyalinnya dikertas. Pengurangan ketebalan huruf
secara berangsur ini dapat berupa huruf dengan tulisan tipis, huruf dengan
garis-garis putus, dan huruf dengan titik pada sudut-sudutnya saja.
3. Tahap Transisi
Tahap transisi ini dapat dilakukan dengan langkah sebagai
berikut:
·
Kata ditulis dalam huruf balok
·
Huruf-hurufnya saling dihubungkan menggunakan
garis putus-putus
·
Anak menelusuri huruf balok dan garis
penghubungnya untuk membentuk huruf bersambung
4. Tulisan Bersambung
Pada tulisan bersambung huruf-huruf dalam satu kata
disambungkan dengan garis penghubung. Setelah anak menguasai huruf bersambung
lepas anak harus segera belajar menghubungkan huruf menjadi kata.
Pembelajaran Mengeja:
1. Mengajarkan aturan ejaan
Terdapat dua cara yaitu
pendekatan ejaan dan pendekatan linguistik. Pendekatan ejaan/fonik mengajarkan
kaitan anatara huruf dan bunyi. Bunyi /a/ dilambangkah huruf a, bunyi /k/
dilambangkan huruf k, dan sebagainya. Dengan pengetahuan ini, ketika anak
mendengar kata “saku” anak langsung dapat mengejanya menjadi suku kata.
Pendekatan linguistik, kaitannya
antara huruf dan bunyi tidak dijelaskan secara langsung. Anak tidak akan diberi
penjelasan bahwa buny /i/ menjadi tidak sempurna, jika berada di tengan suku
kat, tetapi ditunjukkan pola ejaan kata-kata “kucing”, “kambing” dan
sebagainya. Setelah menganalisis kata-kata yang mempunyai pola ejaan yang sama,
anak akan dapat menggeneralisasikan pola tersebut untuk menerka ejaan kata-kata
“kancing, “daging” dan seterusnya.
2. Pendekatan Multisensori M. Sugiarmin PLB
Pendekatan ini mempunyi tiga
unsur, yaitu a) persepsi yang jelas tentang bentuk kata, b) pengembangan
gambaran visual kata, c) penanaman kebiasaan melalui penulisan berulang-ulang
sehingga gerakan motoriknya otomatis.
Langkah-langkahnya:
·
Guru menuliskan dan mengucapkan kata, anak
melihat dan mendengarkan
·
Anak menelusuri kata dengan jarinyasambil
mengucapkan kata tersebut secara berulang dan menuliskan pada kertas
·
Anak menulis kata tanpa melihat contoh, jika
benar tambah dengan kata laindengan mengikuti prosedur yang sama.Pada tahap
selanjutnya, anajk tidak lagi menelusuri bentuk kata dengan jari. Anak hanya
melihat kata yang ditulis guru kemudian menulisnya.
E. PENUTUP
Keterampilan menulis meliputi menulis permulaaan atau
tulisan tangan, mengeja, dan menulis ekspresif. Hambatan menulis yang sering
muncul pada anak berkesulitan belajar berkaitan erat dengan faktor-faktor yang
melatar belakanginya seperti hambatan-hambatan konsentrasi, motorik, persepsi,
memori, sikap, suasana emosi, dan lingkungan.
Pembelajaran menulis bagi anak berkesulitan belajar
ditujukan tidak hanya pada keterampilan menulisnya saja, tetapi juga membantu
mengatasi hambatan-hambatan yang melatarbelakangi kesulitan menulis yang
dialami anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar